Senin, 08 Oktober 2007

Empat Sajak Senja


ELEGI SENJA
Oleh
Misbach


gugusan mega mengarak senja yang terus bertanya-tanya tentang jalan
yang Kau bentang sebagai sajadah untuk sujud di tepi-tepi waktu di
gigir-gigir beku yang menggigilkan kedirianku yang melayah rendah
mendekati sarangMU


matahari yang tunduk, setinggi ujung kaki yang menekuk, menekuri
gerbang petangMU, dan sayapku terus saja memukuli udara mencari
pijakan kata untuk menambatkan luka yang menganga di dadaku.

aku mencariMU! aku mencariMU!

jakarta, 3 oktober 2007


senja dari jakarta
: kepada misbach
oleh
yon’s revolta

saya terima kabar senja dari kotamu
kota yang selalu bernafsu membeli senja

baiklah...

ijinkah saya kirimkan segores senja
khusus untukmu.
senja yang terbuat dari ketulusan jiwa
sebagai sajadah dalam setiap sujudmu


KUTERIMA SEPOTONG SENJA
:Yon’s, Magelang
Oleh
Misbach

kuterima sepotong senja dengan gunung-gunung dan bias jingga
batang-batang sungai dan dan bintik-bintik cahaya
dulu aku pernah di sana dan kini pun tetap merindukannnya

adakah gericik air dan kabut itu masih setia
menghantar ngungunku padaNya?

jakarta, 4 september 2007

senja kita samakah?
:to Misbach & Yon's
oleh
ema apriyani


bagi mereka yang menjagakan jiwa menatap senja
menyalakan lilin tafakur dalam deru langkah ataupun
hening yang terpesona...


Senja itu Merah Lalu Nila Adakah dia senja yang
berduka?
karena disini aku melihat senja ku nila merona
dibawahnya klakson berbunyi lelah menjerit putus asa
dan tangan-tangan kecil itu terus saja menggapai receh

dan senja pun berlalu dalam pucat
dia tidak merah seperti senja mu
adakah dia juga senja yang sama?
ataukah kita berada pada langit yang berbeda?

Tidak ada komentar: