Kamis, 11 Oktober 2007

Catatan 6: Esensi


Manusia hidup untuk membuat kotak dan peti, itu kata Taufik Ismail. Manusia bisanya hanya membuat kurungan saja. Itu kata Mohamad Sobary. Tapi menurutku, begitulah esensi manusia.
Untuk menemukan kotaknya (warna dan kompetensinya), untuk membuat kotaknya, untuk menguasai lebih baik kotaknya. Manusia belajar dan belajar. Baik lewat sekolah maupun lewat pengalamannya yang pada akhirnya mengarahkan kepada perasaan suka atau cinta pada satu hal saja, satu segi dalam hidup ini.
Kotaknya itu adalah hal yang paling diseriusi dan kemudian akan menjadi jati dirinya. Akan tetapi, yang jelas kotak tersebut, yang dibuatnya, tidak kemudian mengabaikan kotak-kotak yang lain. Kotak di mana manusia yang lain ada dimencurahkan hidupnya di dalamnya.
Dengan memiliki dan membuat kotaknya sendiri, manusia dapat bermanfaat dalam bidang tertentu untuk kemudian (sebaiknya) membawa berkah bagi kebahagiaan umat manusia.
Dengan memilih satu hal, karena memang hidup ini penuh dengan pilihan-pilihan, memutuskan untuk memilih yang baik atau yang buruk, demikian Erich Fromm, tidak boleh menyeret manusia menjadi makhluk soliter. Karena makhluk paling soliter sekalipun, seperti para penulis, masih dapat menyibukkan diri pada kerja-kerja sosial demi menghilangkan keterasingannya, begitu kata Pram. Kita jangan sampai melewatkan hak untuk menikmati dunia ini, karena itulah yang memanusiawikan manusia.
Nikmatilah musik, karena bagi Nietzsche sekali pun dunia ini akan hampa tanpa musik. Nikmatilah kesegaran ketika berolahraga, luangkanlah waktu untuk melancong ke berbagai tempat, berbagilah bersama teman dan sahabat, atau bahkan dengan orang lain. Seperti yang dilakukan juga oleh Schwinger atau Einstein, berhasil dalam fisika tanpa mengesampingkan aspek lain dalam kehidupan. Mereka berkeluarga, menikmati hidup, musik, bersepeda, menolong sesama, dan berguna bagi banyak orang.
Begitu banyak orang yang tenggelam di dalam dunia kecilnya, di dalam kotaknya. Terasing dan sendiri. Menyangkal kebutuhannnya akan kehadiran orang lain. Karena tidak akan ada kebahagiaan dan perayaan tanpa ada satu orang pun di sisi kita, kita tidak ingin sendirian ketika meniup lilin ulang tahun kita!

Tidak ada komentar: