Kamis, 11 Oktober 2007

Catatan 1: Cogito ergo Sum!


Saya berpikir maka saya ada! Begitu teriak filsuf kita, Rene Descartes. Memang, segala sesuatu paradigma dan perasaan tentang sesuatu hal adalah sangat dipengaruhi oleh pikiran kita sendiri. Salah satu teman pernah bercerita tentang nasibnya, atau lebih tepat tentang kisah cintanya. Ia hampir tidak pernah membangun kisah cintanya dengan cowok idamannya. Ia selalu gagal dan kemudian mengklaim bahwa cobaan ini adalah karma untuk dia. Karma yang konon diwarisi dari ayahnya yang sering menampik banyak wanita.
Aku bilang itu hanya pikirannya saja, perasaannya saja yang berhasil menghubung-hubungkan segala sesuatu yang sesungguhnya tidak ada hubungannya. “Jika kamu berpikir demikian, maka jadilah itu.” Pikiran tak ubahnya onak duri yang menghalangi langkah sejatimu. Jadi kesialan itu berasal dari pesepsi-persepsinya, bukan dari karma yang dibuat ayahnya. “Coba kalau kamu tidak pernah tahu akan kelakuan ayahmu yang dulu, tentu kamu tidak akan berpikir demikian.”
Setiap pemikiran dan isi kepala orang memang dipengaruhi oleh masa lalu, transferensi, memoar orang, dan apa pun yang kita ketahui di masa lampau. Aku kemudian menyarankan padanya, untuk lebih berpikiran jernih tentang suatu permasalahan. “Anggaplah itu sebagai suatu masalah di mana kamu dapat menemukan solusinya.” Melakukan koreksi terhadap diri sendiri, memahami kelemahan pribadi, dan memahami keinginan orang lain, maka kita tidak akan memaksakan kehendak dan terjerat oleh keputusasaan. Dapat menerima kondisi kita apa adanya dan tidak usah bermimpi terlalu muluk-muluk, karena semua mimpi manusia sudah demikian tinggi. Mimpi tidak mungkin dicapai jika kita tidak sanggup menerima realitas yang ada. “Jadi dirimu sendiri, bermartabat, dan berpikir bahwa aku bisa!”

Tidak ada komentar: