Kamis, 17 April 2008

Fobia Homo Academicus...????

pagi yang cerah untuk beraktifitas hari ini, kamis 16 april 2006..
di saat sedang disibukan dengan perencanaan kegiatan jojoba event untuk bulan mei nanti, eh nemu koran di meja...maklum, dah setengah bulan lebih ga baca koran, dulu sih ada yang namanya KOMPAS mahasiswa dengan harga serebu, tapi...tinggal kenangan sekarang...di stop kebijakannya sama si empunya koran..gimana mahasiswa mo rajin baca, klo harga koran tetep mahal...iya pa ora prend??
bolak-balik halaman, eh nemu tulisan yang menarik...
ditulisan itu dibahas mengenai homo academicus, tau ga? menurut penjelasan yang saya dapat
:

...sebagaimana dikatakan Pierre Bordieu dalam Homo Academicus (1988), homo academicus mempunyai semacam habitus sendiri, yang membedakannya dengan dunia lain, seperti dunia ekonomi, sosial, dan politik. Adalah habitus itu yang membuat setiap akademikus cenderung memilih, menyukai, dan melakukan tindakan tertentu yang mendukung identitas dunia akademis itu sendiri (yaitu tindakan akademis dan intelek), bukan tindakan lain yang justru meniadakannya.

nah yang jadi masalah disini adalah kenapa mahasiswa tu banyak yang bener-bener jadi homo academicus sejati, padahal kan mahasiswa tu harus melihat lingkungan sekitar, masyarakat sekitar, dan apapun disekitarnya agar bisa berkontribusi secara nyata dalam masyarakat jangan hanya bertindak akademis dan intelek saja, karena percuma semuanya kalau tidak bisa memberi kontribusi yang nyata pada rakyat. Salah satu teman saya yang juga personel jojobakelana (sdr. ipul) pernah menulis kritikannya terhadap peran mahasiswa terhadap masyarakat, dimana disebutkan amat jarang peran mahasiswa untuk kemajuan masyarakat..karena slogan mereka tetap sama..dari mahasiswa, oleh mahasiswa, untuk mahasiswa..dimana ruang untuk masyarakat?? apakah mereka hanya hidup dalam lingkungan mahasiswa?lingkungan kampus?..walaupun memang mahasiswa berperan sebagai agent of change sebagaimana diketahui oleh semuanya, apakah agent of change itu berlaku hanya untuk perubahan mahasiswa sendiri?sistem pemerintah?atau agent of change untuk kehidupan masyarakat?
Saat ini rakyat sangat membutuhkan keberpihakan kaum mahasiswa, mereka merasa hanya mahasiswa yang mampu mengakhiri penderitaan selama ini dengan harga-harga yang melambung, pekerjaan yang susah dicari, dan bingungny masyarakat akan kebijakan dan tingkah polah pemerintah.
Patut kita renungkan, apa yang telah kita berikan pada masyarakat dan lingkungan sekitar...jangan hanya apa yang telah kita berikan pada bangsa dan negara ataupun komunitas tertentu...
stuju gak kalo bikin slogan baru...
dari mahasiswa, oleh mahasiswa, untuk rakyat. ....kepriwe???

Tidak ada komentar: